“Termenung ku dalam buaian lamunan akan dirimu.Terlalu dalam cinta
menusuk jantungku.Membawa bahagia serta luka yang membasuh hidupku.Terkaparku
mengulum segalamu.Nyata, bukan semunya imaji.Akankah waktunya pas? Pas dalam
keheningan dan Kesucian dalam Qolbuku yang tak berceloteh dengan nyawa-nyawa
yang telah hilang.Karena aku berbeda”
“Noli,,sudah
waktunya!!” sahut seorang malaikat yang bertamu tanpa pamrih dihiasi senyuman
indah yang menenangkan Qolbu. Sepintas terjebak dalam lamunan itu, Noli membisu
seketika terpenjak mendengar ucapan lembut nan syahdu itu.
“Tidak,
jangan sekarang!! Aku belum bisa pulang, banyak hal yang harus kupersiapkan
sebelum aku pulang. Beri aku waktu”. Sahutnya dengan penuh belas kasihan
yang mengemis hina memohon sedikit waktu.
Dalam
benaknya tentu memikirkan sesuatu yang harus dia lakukan, akankah dia diberi
sedikit waktu demi seorang Sultan, lelaki yang dicintainya.
“Jauh menghujam. Sapa manjamu mengelitik getar itu kesumat
lagi,tanpa rekayasa sekalipun. Karena kaulah alasaku.Rasanya mustahil bila
saatnya nanti aku bisa pergi dan tepikan adamu”
Sapa
yang ‘tak mengenal sosok Noli diantara murid SMA Harapan Bangsa. Seorang siswi
yang memiliki kekuatan lebih dibandingkan murid lainnya,bukan kuat untuk mengangkat
sebuah batu besar, namun kuat dalam hal logika, perasaaan dan sesuatu yang tak
diketahui manusia lain.
Noli
terlahir berbeda dari sebuah keajaiban kakeknya yang sangat ingin menjadi
seorang pahlawan dimasa penjajahan dulu. Dan alhasil kekuatannya pun menurun
pada sang cucu. Noli memang dikenal berbeda, namun tetap berkawan dan disayangi
teman-temannya karena dia suka menolong.
Apa
jadinya, apabila Noli mengetahui bahwa kini waktunya untuk pulang ke pangkuan
sang pencipta untuk menyusul sang kakek. Dalam labirin kehidupannya,Noli sangat
amat mengagumi sosok Sultan yang memiliki kemampuan bernyanyi yang sangat luar
biasa hebatnya,akan tetapi Noli bukan siapa-siapa dan Noli hanya ingin bisa
menyayanginya tanpa balasan apapun dari sosok Sultan.
Namun,
dulu Noli telah berucap bahwa saat Noli akan berpisah dengan Sultan.Rasa itu
akan tumpah ruah diucap oleh Noli untuk mengatakan perasaanya itu,Namun apa
waktu akan berpihak padanya??
Gumaman
Malaikat bersama sang pencipta terdengar bergemuruh seolah debat yang sangat
hebat sedang terjadi kala itu. Hanya menangis mengemis-ngemis untuk diberikan
sedikit waktu untuk Noli.
Waktu
yang terus berputar, menyongsong harinya. Malaikat pun bersorak diringi
kegembiraan dari Noli karena Noli diberi sedikit waktu untuk mengungkapkan
perasaanya pada Sultan dan dia yakin bahwa cintanya akan indah pada waktunya.
“Tolong sisakan waktumu sedikit dan berikan aku
senyuman tulus yang kau pancarkan dari lapisan bibir lembut itu di akhirnya
nanti”
Semua
anak kelas 3 di SMA Harapan Bangsa bersorak, mereka doa bersama untuk menempuh
ujian esok hari, dan satu per satu waktunya mulai habis dimakan hari karena
waktunya semakin dekat.
“Kukira waktuku ‘tak akan sampai
merasakan geregetnya UN, namun aku diberi waktu untuk itu” Sahut kegembiraan
Noli pada teman-temannya. Hal itu
membuat kesedihan yang mendalambagi teman-temannya.
Betapa tidak, manusia jenis apa
yang kejam mengatakan hal demikian,bahwa dirinya akan pulang ke pangkuan sang
pencipta.Namun teman-temanya ‘tak bisa berbuat banyak hanya bisa memberikan
yang terbaik untuk Noli.
“Apa yang akan membawaku pulang?
Kecelakaan? Atau penyakit?” Tanya penasaran Noli pada sesosok makhluk Tuhan
yang bercahaya binar dihadapannya. Namun Malaikat itu hanya tersenyum padanya
tanpa menjawab.
Mungkin itulah rahasia Tuhan yang
dirahasiakan pada Noli, alangkah jahatnya jika dia meraung-raung untuk memohon
diberi tahu, seperti anak kecil yang menangis meminta sebuah udara yang berada
dalam sebuah karet berwarna-warni.
Hingga
tibalah saatnya, Noli mengadakan surprise party untuk merayakan ulang tahun
Sultan,bersama sahabat-sahabat mereka. Semua rencana telah mereka persiapkan
dengan baik, dimulai dari sebuah kue ulang tahun yang dibuat oleh Noli,
kado-kado dari para sahabatnya,
Dan pukul 07.00 petang mereka telah bersiap di taman
dekat rumah Sultan,mereka berharap semua sesuai rencana. Sebuah kado special telah
dipersiapkan Noli dan sejuta kenangan telah dia persiapkan. Demi ultah Sultan,
Noli sampai lupa bahwa apa yang terjadi setelah ini, adalah saat Noli
meninggalkan Sultan.
Taman itu memang di pinggir jalan raya,
namun sedikit menengah agar tidak terganggunya akibat kebisingan
kendaraan.Cuaca malam itu, sunyi tenang seolah semua mendukung acara itu, namun
batang hidung itu ditemani alunan suara merdunya ‘tak kunjung terlihat.
Namun, entah mengapa kali ini Noli ’tak
dapat menggunakan kekuatannya untuk mengetahui keadaan Sultan. Entah dimana dia
sekarang dan bersama siapa.
Jam tangan sudah menunjukan pukul
08.00 namun Sultan belum pulang kerumah, sebenaranya apa yang sedang dilakukan
Sultan dan mengapa dia belum pulang juga?? Semua teman-temannya telah kesal
menunggunya ‘tak kunjung melewati Taman
itu.
Lampu-lampu yang bertuliskan Happy
Birthday Sultan pun seakan telah enggan mengeluarkan sinarnya, keluarganya pun
menunggu kehadirany untuk mendengarkan cerita special dari mulut anaknya itu,
karena Noli telah bercerita semua kepada orang tua Sultan, dan mereka
menytujuinya.
Satu per satu pun teman-teman
sultan pulang, namun ‘tak Nampak juga launan merdu dari hati Sultan. Noli pun
putus asa, dan rasanya ingin menghancurkan semua yang telah dia perbuat untuk
malam itu.Meski ponsel Sultan selalu berdering,namun ‘tak ada jawaban.
Pukul 09.00 malam, suara mobil Sultan terdengar,
dan saat dilihat dengan mata kepala Noli, Sultan bersama seorang wanita dan
sedang tertawa-tawa bahagia.
“Menelan puing-puing kaca, terkunyah lembut-lembut dan berusaha
menelan puing-puing kaca tersebut seakan semua terbelah dan ribuan
butiran air mata ini meloncat jatuh dari pelupuk mata””
Seakan Noli ingin menghindar,
karena baginya inilah malamnnya, malam terakhir untuknya. Namun seakan Noli lah
yang sedang berulang tahun karena mendapat sebuah kejutan yang mencengangkan
mata dan qolbu.
Seakan membisu, namun inilah skenario
Tuhan,mobil itu pun berhenti di depan taman itu. Mungkin Sultan melihat tulisan
itu dengan jelas, dan didampingi sesorang disebelahnya sembari menggenggam tangan
wanita manis disebelahnaya itu.
Sultan pun melepas gengamannya dan
seolah melupakan wanita tersebut dibiarkan terlena menikmati surprise untuknya,sultan
pun menyapa para sahabatnya dan rasa ingin berlari mengkuat dalam benaknya,
namun ‘tak mampu. Sedikit pun langkah menahan kakinya untuk melangkah jauh,
palagi berlari sambil mengucurkan air mata kebahagiaan.
Dan akhirnya tibalah seseorang nan
dicintainya berada di hadapannya.Entah apa yang akan Noli katakana, namun
seolah bibir ini lunglai lemas ‘tak berdaya, kata demi kata teergelincir dalam
suasana malam itu.
Alunan lagu pun dinyanyikan salah
seorang sahabatnya,dan tiba-tiba Sultan mengucapkan kata terima kasih kepada Noli untuk acara itu. Didampingi ribuan
bintang yang menerangi secuil kesunyian nan berarti lagi.
Seolah Bibir itu ‘tak mau
ketinggalan dibalik keramaian yang berada disekeliling mereka, seolah semua ‘tak
mendengar apa yang mereka bicarakan.
Segelondong kata-kata tergelincir
hingga akhirnya perasaan yang selama ini memendamnya dan membanjiri seluruh
permukaan yang ada dihadapanya. Dan seketika itulah, semua terhenti menunggu jawaban yang akan tertuang dari untaian kata
Sultan.
Dan saat itulah Sultan menjawab,“I
LOVE YOU Noli” semua kembali bergerak, saat kata-kata itu terguling semua
aktivitas berhenti, termasuk detak jantungnya yang seakan terhenti tak ingin
melewatkan apa yang akan terdengar dari suara merdu itu.
Rasanya ingin memeluk bintang namun
‘tak mampu, Noli kesal pada Sultan apa yang akan terjadi pada wanita yang ada
disebelahnya tadi, wanita yang anggun. Tak disangka dia adalah kakak Sultan
yang menemaninya saat bernyanyi di
sebuah café sore itu.
“Diam itu kalimat sunyi, diam-diam. Mengurai ceritanya
sendiri. Kamu ada diantaranya sebagai peran utamanya”
Namun,
Noli menolaknya. Karena apa yang terjadi nanti, bilamana Noli pulang dan tak
kan kembali pada Sultan.Dn malam itu berakhir singkat, sesingkat usia yang
telah diraih Noli. Karena malam telah menyerbu bintang-bintang Noli pun segera
pulang karena khawatir orang tuanya mengkhawatirkannya.
“Terusik sejenak oleh
celotehan malaikat yang akan menemaniku tidur atau bahkan mengajakku pulang
bersamanya dalam alunan music yang berdendang dikeheningan malam”
Rasanya
‘tak ingin segera tidur, meski Sultan telah menelponya dan menyuruhnya untuk
tidur karena sudah larut malam.
Malam
itu pun, Noli pamit kepada sahabatnya dan kekasih hatinya itu dan tangis serta
rindu berakhir dalam hubungan komunikasi antara Noli dan Sultan.
Suara
Noli semakin lama semakin redup, Sultan mengira bahwa
sang pujaan hatinya telah tertidur, namun ‘tak pernah disangka bahwa Noli
tertidur untuk selamanya dan menunggu teman-temannya dating menemaninya diwaktunya
kelak.
“Kini
sudah saatnya, ayo kita pulang” Ajak malaikat yang sedang bersandar pada sebuah
lemari besar dikamar Noli. Dan dengan penuh
keleusan Noli menjawab “Baik, aku siap bertemu Tuhan dan aku pulang
sekarang”.
“Selamat tinggal
kekasihku yang tersayang, mungkin kisah cinta ini hanya singkat .Namun
perjalanan hidup kita memiliki makna ketika kau bahagia bersama Inne adik kelas
kita yang dulu pernah ku comblangin, Semoga kau bahagia dan aku menunggumu
disana”
By
Ajeng Anggella Sari
(23 April 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar