human
Sanguinis, Melankolis, Koleris, Plegmatis : Ciri-ciri, Kekuatan dan Kelemahan
Senin, Desember 12, 2011 Ahmad Khoirul Zulfithor 16 comments
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi ilmu kepada teman-teman tentang cirri-ciri, kekuatan, dan
kelmahan dari 4 pola dasar watak manusia. Tulisan ini bersumber dari
beberapa artikel dan blog yang dapat saling melengkapi yang saya peroleh
dari surfing di internet.
Ada banyak manfaat yang bisa kita
peroleh apabila kita kita memahami cirri, kekuatan, dan kelemahan tiap
pola dasa watak manusia, terutama saat kita berinteraksi dengan orang
lain dalam berbagai situasi dan kondisi.
Dalam kehidupan rumah
tangga, apabila kita kurang memahami watak dari pasangan kita, maka
pasangan suami-istri sering bertengkar terus-menerus, Dengan
memahaminya, maka kita akan sangat terbantu sekali. Kita dapat mengerti
mengapa suami tiba-tiba sangat marah ketika meja kerjanya yang
berantakan diatur rapi.
Kita juga dapat memahami mengapa istri
kita tidak mau nendengar sedikitpun pendapat kita, tak mau kalah,
cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya
dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk
mengalahkannya. Seorang ibu pun tak perlu bingung dan pusing oleh watak
keras kepala anak–anaknya apabila mampu memahami anak-ananknya.
Kita juga akan mudah memahami mengapa pegawai kita mudah berjanji dan
mudah \ melupakannya, “Oh ya, saya lupa” katanya sambil tertawa santai.
Sebagai contoh, seorang pemimpin perlu memahami watak dari para
pegawainya, sehingga mengetahui bagaimana harus memperlakukan
pegawainya, dan mengetahui bagaimana cara motivasi para pegawainya agar
kinerja mereka produktif dan sesuai yang diharapkan..
Florence
Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada 4
(empat) pola watak dasar manusia, yaitu sanguinis, melankolis, koleris,
dan plegmatis.
SANGUINIS (Yang Populer)
Mereka cenderung
ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan
bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan.
Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia
berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis
tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa,
sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba
tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda
cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar
ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji
apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan
dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu
akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa
dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia
tak lakukan apapun juga.
Seorang sanguinis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan : suka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin
tahu, hidup di masa sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan),
berhati tulus, kekanak-kanakan, senang berkumpul (untuk bertemu dan
bicara), umumnya hebat di permukaan, mudah berteman dan menyukai orang
lain, senang dengan pujian, ingin menjadi perhatian, menyenangkan dan
dicemburui orang lain, mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam),
mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal yang membosankan,
spontanitas, serta seorang yang demonstratif dan emosional.
Kelemahan : suara dan tertawa yang keras, membesar-besarkan suatu hal,
susah diam, mudah dikendalikan oleh keadaan/orang lain (suka nge-Gank),
sering minta persetujuan, RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek), banyak
bicara saat bekerja dan melupakan kewajiban, mudah berubah-ubah, susah
tepat waktu jam kantor, prioritas kegiatan kacau,
mendominasi,percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan
tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah
masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yang
sama, serta konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to
earn/save money”.
MELANKOLIS (Yang Sempurna)
Mereka agak
agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba
teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka
dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan
segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis
selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung
menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah
apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam
sekali.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin
teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankolis tak
`kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum
tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah
ia disusun, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya,
jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi.
Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian
tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain
Seorang melankolis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan : analitis, mendalam, dan penuh pikiran, serius dan bertujuan,
terjadwal, artistik, musikal dan kreatif, sensitif, mau mengorbankan
diri dan idealis, standar tinggi dan perfeksionis, senang perincian,
tekun, serba tertib dan teratur (rapi), hemat, melihat masalah dan
mencari solusi kreatif (sering terlalu kreatif), kalau sudah mulai,
dituntaskan, berteman dengan hati-hati, puas di belakang layar,
menghindari perhatian, mau mendengar keluhan, setia, serta sangat
memperhatikan orang lain.
Kelemaan : cenderung melihat masalah dari
sisi negatif, murung dan tertekan, mengingat yang negatif dan pendendam,
mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah, lebih menekankan
pada cara daripada tercapainya tujuan, tertekan pada situasi yang tidak
sempurna dan berubah-ubah, terlalu menganalisa dan merencanakan
(if..if..if..), standar tinggi, hidup berdasarkan definisi, sulit
bersosialisasi, sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya, sulit
mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang), serta skeptis
terhadap pujian).
KOLERIS (Yang Kuat)
Mereka suka sekali
mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak
ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia
suruh melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ sehingga
orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar,
menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak
mau kalah itu.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka
petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan
segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal
oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya
tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani
naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan.
Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi”, maka hampir dapat
dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia
katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, serta tak mudah pula mengalah.
Seorang koleris mempunyai kekuatan dan kelebihan sebagai berkut :
Kekuatan : seorang leader, pengambil keputusan, dinamis, aktif, sangat
memerlukan perubahan, berkemauan keras dalam mencapai sasaran, bebas dan
mandiri, suka tantangan, berprinsip “Hari ini harus lebih baik dari
kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”, solutif, praktis,
dan bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada
produktivitas, membuat dan menentukan tujuan, mau memimpin dan
mengorganisasi, biasanya punya visi, serta unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan : tidak sabar dan cepat marah, senang memerintah, susah
sedikit santai, menyukai kontroversi dan pertengkaran, terlalu kaku dan
keras, tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik, serta tidak
suka yang bertele-tele, keputusan sering tergesa-gesa, banyak tuntutan
pada orang lain, cenderung memperalat orang lain, menghalalkan segala
cara demi tujuan, gila kerja, sulit minta maaf, mungkin selalu benar
tetapi tidak popular.
PLEGMATIS (Cinta Damai)
Mereka tak
suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, meski
ia tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika timbul masalah
ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia
mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya segera selesai.
Kaum plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin,
cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat
menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau
disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau
anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu
orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang
berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja
sanguinis.
Berurusan dengan orang plegmatis bisa serba salah.
Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin tiak
jalan”. Jika kita punya pegawai plegmatis, anda harus rajin
memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri.
Seorang plegmatis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan : mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, pendengar yang
baik, tidak banyak bicara, cenderung bijaksana, simpatik, baik hati,
sering menyembunyikan emosi, kuat di bidang administrasi, cenderung
ingin segalanya terorganisasi, penengah masalah yang baik, cenderung
berusaha menemukan cara termudah,baik di bawah tekanan, menyenangkan dan
tidak suka menyinggung perasaan, humoris,senang melihat dan mengawasi,
peduli, serta mudah rukun dan damai
Kelemahan : cenderung tidak suka
perubahan/kegiatan baru, takut dan khawatir, menghindari konflik dan
tanggung jawab, keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar),
terlalu pemalu dan pendiam, humor kering dan mengejek (sarkatis), kurang
berorientasi pada tujuan, sulit bergerak dan kurang memotivasi diri,
lebih suka sebagai penonton daripada terlibat, tidak senang didesak,
serta suka menunda-nunda/menggantungkan masalah.
Setelah membaca
uraian diatas, apakah sekarang anda sudah mengetahui anda masuk golongan
apa?Lalu bagaimana dengan orang-orang terdekat anda, mereka masuk
golongan apa? Jangan-jangan anda sekarang mulai mengerti mengapa
suami-istri-anak-rekan anda berperilaku “seperti itu” selama ini. Dan
anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan
kejadian selama ini.
Dalam diri manusia tidaklah memiliki waak yang identik seperti uraian diatas.
Menurut Florence Litteur, dalam penelitiannya bahwa ternyata keempat
watak itu pada dasarnya juga dimiliki setiap orang, hanya `kadar\nya.
Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia, beberapa
diantaransebagai berikut ini :
KOLERIS-SANGUINIS
Artinya
kedua watak itu dominan sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola
hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang
koleris-sanguinis ini. Ia suka mengatur orang, tetapi juga senang
bicara (dan mudah juga jadi pelupa).
KOLERI MELANKOLIS
Mungkin anda akan kurang suka bergaul dengan dia. Bicaranya dingin,
kalem, baku, suka mengatur, tak mau kalah dan terasa kadang menyakitkan
(walaupun sebetulnya ia tidak bermaksud begitu). Setiap jawaban anda
selalu ia kejar sampai mendalam, sebab ia perfeksionis, tahu detail dan
agak dingin.
Menghadapi orang koleris-melankolis, anda harus fahami
saja sifatnya yang memang `begitu’ dan tingkatkan kesabaran anda. Yang
penting sekarang anda tahu, bahwa ia sebetulnya juga baik, namun tampak
di permukaan kadang kurang simpatik, itu saja.
PLEGMATIS-MELANKOLIS
Pembawaannya diam, tenang, tapi ingat semua yang anda katakan, akan ia
pikirkan, ia analisa. Lalu saat mengambil keputusan pastilah
keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam dan ia pikirkan
matang-matang.
Banyak lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada
pada tiap manusia, tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya
dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika suami-istri saling mengerti
sifat dan watak ini, mereka akan cenderung berusaha `memaafkan’
pasangannya. Lalu berusaha untuk menyikapinya secara bijaksana.
Dalam penerimaan pegawai untuk bidang-bidang yang membutuhkan tingkat
ketelitian dan keteraturan yang tinggi, tempatkanlah orang-orang yang
melankolis (yang sempurna). Untuk bagian promosi, iklan, resepsionis,
MC, humas, wiraniaga, tentu tempatkanlah orang-orang sanguinis. Jangan
posisikan orang-orang plegmatis di bagian penagihan ataupun penjualan,
maka hasilnya pasti akan amat mengecewakan.
Manusia memang amat
beragam. Muncul sedikit tanda tanya, diantara semua watak itu, mana yang
paling baik?Jawabannya, menurut Florence, tak ada yang paling baik.
Semuanya baik dan masing-masing pmempunyai kekuatan dan kelemaan
tersendiri. Tanpa orang sanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa
orang melankoli, mungkin tak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan dan
budaya. Tanpa orang koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan
tujuan. Tanpa orang plegmatis, tiada orang bijak yang mampu mendamaikan
dunia.
Yang penting bukan mana yang terbaik, sebab kita semua
bisa mengasah keterampilan kita berhubungan dengan orang
lain(interpersonal skill). Seorang yang ahli dalam berurusan dengan
orang lain, ia akan mudah beradaptasi dengan berbagai watak itu. Ia tahu
bagaimana menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya orang sanguinis,
misalnya dengan memintanya untuk selalu buat rencana dan memintanya
melakukan segera. Ia jago memanas-manasi (menantang) potensi orang
koleris mencapai tujuannya, atau `membakar’ orang plegmatis agar segera
bertindak saat itu juga. ”Inilah seninya”, kata Florence “dalam
berinteraksi dengan orang lain”. Tentu saja awalnya adalah, “Anda dulu
yang harus berubah”. Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia…(lalu
tertawalah)!
Manusia adalah makhluk sosial dan tak pernah
lepas dari yang namanya interaksi. dengan membaca ini saya ingin berbagi
bahwa, kita harus saling memahami karakter antara satu sama lain.
Jangan sampai terjadi kesalahpahaman diantara kita kawan !!!! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar