Angin berhebus menusuk jiwa
Mengubur angin yang terpendam
Bersemi dalam naungan ibunda sang saka
Alangkah indahnya hidup
Namun Kau hanya terkulai lemas
Tak berdaya
Bercitrakan angan yang mulai padam
Aku hanya sekuntum mawar yang tak kunjung menguning
Hanya saja keriput dan mimpi buruk yang menghampiri
Bumi yang ia telapaki menerpa hitam
Terkolek lemah tak berdaya
Terlempar jauh dari angan yang belum menghampiri
Terusk dengan kebutuhan dunia yang sesungguhnya menipu
Dia hanya korban
Korban dari kejahatan dunia
Berdakwah dalam hati
membasuh jiwa dengan ayat-ayatnya
namun..dia hanya tertawa melihat bukit-bukit pasir
Tak menyapa ribuan manusia disekitarnya
Hanya meraung menangis-nangis
memohon sebuah ampunan
Akankah dia dimaafkan
Mungkinkah...
Untuk hamba yang telah tega membasuh dirinya dengan dosa
menusuk jiwanya dengan kebisingan
Dibalik wajahnya tersimpan senyuman tulus..
yang dia pergunakan untuk menutup kepalsuannya
Dia patahkan dengan kesenangan yang menipu
Tak sadar bahwa dia telah tenggelam dalam kepalsuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar